Jadi momentum ini harus kita manfaatkan untuk kelayakan project, baik dari sisi kacamata safety, opperating cost ataupun dari sisi lain. Kita harus mampu bertahan di tengah badai dengan melakukan efisiensi, eliminasi dan sebagainya.
Disisi lain Indonesia memang berpotensi sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia dan bercita cita ingin menjadi raja baterai kendaraan listrik dunia karena memiliki bahan baku berlimpah.
Karena nikel salah satu komponen utama pembuatan baterai kendaraan listrik, namun seiring bertumbuh kembangnya pengetahuan dan teknologi, ternyata ada komponen lain untuk pembuatan baterai, “Sepeti cobalt, alumunium dan lithium,” terangnya.
Itu sebabnya RI tidak bisa bergabung pada komoditas nikel untuk bisa mencapai impian menjadi raja baterai kendaraan. Nikel hanya berperan sebanyak 25 persen, dan 60 persen komponen lainya di dominasi oleh lithium. Menurut data riset CNBC Indonesia, Australia memimpin negara teratas produksi lithium dunia.
Dan Australia saat ini sedang menjalankan riset lithium (lithium profesional). Hal ini salah satu faktor yang membuat harga komoditas nikel dunia semakin anjlok. Oleh karena itu momentum Bulan K3 Nasional ini menjadi ajang untuk kita tetap menjaga dan mempertahankan nilai nilai budaya K3. “Hingga kita dapat keluar dari badai ini,” jelasnya.
Di akhir sambutan, Najmi Alramadhan mengapresiasi tim panitia yang telah berkolaborasi dengan pemegang IUJP. Sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dalam kesederhanaan dan suasana kekeluargaan. “Dengan ini, pelaksanaan bulan K3 Nasional sektor pertambangan saya buka dengan resmi,” tutupnya mengakhiri sambutan.*
(zuma)