Opini

HPN dan HUT PWI Refleksi di Persimpangan Jalan

Zulkifly Mangantjo
801
×

HPN dan HUT PWI Refleksi di Persimpangan Jalan

Sebarkan artikel ini
HPN
Jurnalis Sutopo Enteding

Oleh Sutopo Enteding

BANGGAI –Beberapa waktu lalu, saya tersinggung dengan ungkapan seorang pengusaha lokal di kampung saya.

Ungkapan itu seolah memastikan bahwa seluruh wartawan kelakuannya serupa. Memainkan kemampuan menulisnya untuk meraup keuntungan.

Misalnya, pengusaha atau sebut saja kontraktor tak becus mengerjakan proyek APBD, lalu si pewarta mendapatkan bukti beserta dokumentasinya yang benar-benar membuktikan pekerjaan proyek tidak dilaksanakan sesuai RAB (rencana anggaran biaya).

Baca Juga :  Kapan Bunta Terbentuk Jadi Kecamatan ? Bagian (1)

Upaya konfirmasi dilakukan, namun upaya ‘cover both side’ (proses peliputan suatu berita atau informasi yang melibatkan dua sudut pandang yang berbeda atau berlawanan) hanyalah digunakan sebatas ‘deal’.

Akhirnya, berita tak diterbitkan dan pewarta mendapatkan manfaat segepok uang atau lebih dari segepok.
Branding terlanjur merusak marwah profesi pewarta adalah hal sulit diperbarui.

Tentu, mereka yang berasumsi demikian, karena menemui pewarta yang benar-benar menjual kehormatannya. Dan bahkan, memang sengaja menjual kehormatannya sebagai pewarta.

Baca Juga :  Panorama Sosial Ekonomi Papua : Urgensi Memperpanjang Otsus Papua

Ada banyak kasus miris para pewarta. Mungkin saja, tak kuat dengan kondisi ekonomi atau mungkin saja kasus yang berpeluang untuk bisa ‘dimainkan’.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!