Tapi, ingat ! produk online tak bakal bisa menyamai kualitas produk media cetak.
Apa pasal ? Produk media cetak, proses editingnya berjenjang. Ada redaktur, redaktur pelaksana hingga pimpinan redaksi yang mempelototi satu berita saja.
Dengan jenjang pemeriksaan narasi berita, maka sudah pasti, berita yang tersaji akan lebih berkualitas.
Di sisi lain, produk media online begitu mudahnya diralat atau diperbaiki.
Berbeda dengan media cetak, karena harus menunggu cetakan edisi di hari berikutnya. Namun semua itu, baik cetak maupun online tetap harus mengedepankan profesionalisme pewarta. Baik dari sisi kualitas sumber daya manusia maupun etika.
Tak ada alasan, wartawan berkewajiban memperbarui memori otaknya untuk menambah pengetahuan. Menambah dan memperbaharui referensi, agar narasi berita sesuai dengan perkembangan kekinian.
Dalam berbagai kesempatan bersua dengan rekan-rekan pewarta, saya secara pribadi senantiasa mengingatkan bahwa tak ada wartawan senior, yang ada, hanyalah wartawan tua. Olehnya itu, seorang wartawan tak boleh berhenti belajar dengan terus membaca dan membaca.