Singkatnya, membuka pintu-pintu bisnis bagi cabor dan para pengusaha bagi yang pandai melihat kesempatan ini. Ingat, ternyata olahraga bukan sebatas olah jiwa, namun bisa juga olah-cuannya, tajamnya mata pemimpin melihat ini sebagai peluang penambah bensin motor penggerak ekonomi di daerah.
Bicara ekonomi memang terdengar rumit, mari sedikit kita ulas sisi ekonomi yang tercipta karena gebrakan ini. Dampak covid-19 tak dapat dipungkiri, salah satunya ekonomi yang merosot atau keuangan yang lesu, ini menjadi tantangan bersama yang datang tiba-tiba.
Melihat itu, ide brilian Bupati muncul untuk mengambil alih Porprov, ternyata matematika bisnis-nya berhasil, hitungannya 12 kabupaten dan 1 kota yang diundang, berhasil mendatangkan 4.437 kontingen olahraga untuk menetap di Kota Luwuk Banggai sekitar sepekan dalam memperebutkan medali.
Ternyata hitungan ini masuk, sehingga kurang lebih dibutuhkan asupan gizi standar untuk para atlet tiga kali sehari, kalikan saja dengan jumlah kontingen, sekiranya itu jumlah paket makan yang dibutuhkan.
Tunggu dulu, jangan lupa berandai-andai harga per porsi makanan berapa. Nah, itulah perputaran ekonomi yang tercipta hanya dari asupan gizi para kontingen saja, seluruh kontingan UMKM di Kabupaten Banggai sorak sorak bak kejatuhan uang segepok.