Sambungnya cobalah dalam kemerdekaan ini kita isi dengan suka cita dan penuh perenungan. Momen ini harus menjadi awal untuk hidup lebih merdeka lagi kata dia. Pada dasarnya merdeka bukan lepas dari penjajah, namun merdeka yang utuh merdeka dari rasa dengki, merdeka dari rasa iri dan merdeka dari prasangka buruk.
Mirisnya konflik yang biasa terjadi bukan karena persoalan besar, lebih banyak hal hal kecil. Maka dari itu, marilah kita melepas segala penyakit hati agar bekerja dan hidup tentram bersama semasa anak bangsa.
Tak jarang pula konflik muncul hanya karena perbedaan. Padahal bila di renungi bersama, perbedaan adalah ciri khas dan kekuatan dari persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia, “Oleh sebab itu jadikan untuk saling menguatkan, agar Indonesia mampu menjadi bangsa besar yang besar menuju Indonesia Emas, Indonesia Baru, Indonesia Nusantara,” ucapnya.
Sambung aktifis pena 98 yang intens pada jaman orde baru, Najmi Alramadan mengatakan bahwa setiap 17 Agustus negara kita berpesta memeriahkan hari kemerdekaan, “17 Agustus merupakan hari dimana seluruh bangsa Indonesia mengenang kembali jasa – jasa para pahlawan yang telah meraih kemerdekaan,” bebernya.
Suara pekikan mereka bergema di seluruh pelosok negeri berkumandang menyorakan serta memeriahkan dengan tegasnya kemerdekaan, “Merdeka merdeka merdeka,” sebutnya lantang.
Seperti yang kita ketahui bahwa meraih kemerdekaan bukanlah hal yang mudah, segalanya membutuhkan perjuangan baik jiwa dan raga. Beratus tahun negeri kita di jajah, di injak, injak dan di rampas kemerdekaanya oleh penjajah yang kejam. Ratusan kali peperangan, ratusan nyawa serta darah terkorbankan atas kebiadaban, namun akhirnya pejuang berhasil meraih kemerdekaan.