Lanjutnya hasil dari penjualan telur setiap hari bisa mencapai Rp 750 ribu. Untuk penjualan telur ayam kami lakukan dalam skala lokal pada warga masyarakat sekitar pondok pesantren dan juga pada orang tua wali murid.
Sementara sebagian telur hasil panen juga di konsumsi oleh para santri yang berjumlah total 150 orang santri di pondok pesantren Lemah Abang. Dirinya mengaku bahwa program SJSP ini adalah peluang ekonomi pemberdayaan bagi masyarakat dan juga membantu pemenuhan gizi masyarakat melalui hasil telur peternakan ayam.
“Jadi program ini bukan dalam bentuk uang akan tetapi dalam bentuk program, ini yang harus di pahami juga, ” terangnya.
Sebenarnya ini adalah program yang baik di era pemerintahan Bupati Amirudin Tamoreka dan Wakil Bupati Furqanuddin. Masulili selama 3 tahun kepemimpinan mereka.
Bahkan hasil dari peternakan ayam petelur ini sudah bisa membantu kebutuhan pondok pesantren yang juga mendapatkan lahan wakaf seluas 1 hektar dari Amirudin Tamoreka.
Sementara itu kotoran ayam petelur juga manfaatkan pengurus pesantren untuk di jadikan bahan baku utama (pupuk) yang di kelola secara manual. “Kedepan pengelolaan kotoran ayam akan di lakukan juga menggunakan alat modern,” sebutnya.
Dan sekali lagi kami mengucapkan terima kasih banyak Bupati Amirudin Tamoreka dan Wakil Bupati Furqanuddin Masulili yang telah memberikan peluang bantuan program SJSP pada pesantren Lemah Abang.*
(zuma)