BANGGAI — Suksesnya Amirudin Tamoreka sebagai Bupati Banggai hasil Pilkada Banggai 2020 tentu tak lepas dari kisah mudanya terlebih saat masa masa sekolah.
Terlihat jiwa sosial dan kesederhanaan Amirudin Tamoreka menggambarkan dirinya adalah sosok pemimpin yang bijak yang tidak pernah membeda bedakan berteman antara satu dan lainya.
Diketahui pada Pilkada Banggai 2024, Amirudin Tamoreka yang berstatus petahana bersama wakilnya Furqanuddin Masulili (AT-FM) telah terbukti membangun daerah hanya dalam waktu 3 tahun. Dengan efektif waktu 2 tahun membangun daerah ini, maka pasangan ini kembali maju untuk melanjutkan keberlanjutan pembangunan untuk 5 tahun mendatang.
Mengenal sosok Amirudin Tamoreka saat masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah (SMP) di kisahkan teman satu sekolah, Asgap Abdullah mantan Kades Dongin, Kecamatan Toili Barat yang pernah menjabat dua periode.
Asgap Abdullah mengungkapkan perangai Amirudin Tamoreka saat sama sama bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Toili, Kecamatan Toili.
Dalam kesempatan bincang bincang beberapa waktu lalu, Asgap Abdullah mengaku bahwa Amirudin Tamoreka adalah orang yang sederhana dan berjiwa sosial.
“Kami dulu satu sekolah tapi beda kelas, dia (Amirudin Tamoreka) Kelas 1 A, saya Kelas 1 D,” ujar Asgap Abdullah.
Bersama kakanya (Beniyanto Tamoreka) yang saat ini menjabat anggota DPR RI juga Ketua DPD II Golkar Banggai, kita sama sama dulu satu sekolah di SMP 1 Toili
Dalam bergaul selama sekolah di SMP 1 Toili, Amirudin Tamoreka tidak pernah membeda bedakan teman, kalau saya anaknya orang ada atau tidak, “Ndak pernah dirinya begitu dalam bergaul membeda bedakan teman. Sama dengan kita tabiatnya tidak membeda bedakan dalam berteman,” ungkapnya.
Selama satu sekolah, Asgap mengaku Amirudin itu sangat menyukai olahraga, “Yang paling di sukai, adalah sepak bola,” akunya. Ada olahraga yang lain tapi yang paling di sukai Amirudin adalah sepak bola.
Namun hanya setahun Amirudin Tamoreka bersekolah di SMP 1 Toili bersama kakanya (Beniyanto) pindah ke SMP 3 Toili yang saat itu sekolah tersebut telah selesai di bangun. “Mereka pindah sekolah agar lebih dekat dengan rumah,” pungkasnya.*
(zuma)