TAIPEI — Komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat rentan komunitas adat (indigeneous people) di pedalaman Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah, petani garam konvensional di pesisir Bangkalan Madura, dan pemenuhan kebutuhan dasar air bersih di Sorong Papua, membawa Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina meraih tiga penghargaan internasional kategori Best Practice dalam ajang Global Corporate Sustainability Award yang digelar oleh Taiwan Institute for Sustainable Energy (TAISE) pada Rabu (20/11) di Taipei, Taiwan.
Penghargaan diberikan kepada Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF) dalam Program Kokolomboi Lestari, PEP Papua Field dalam Program Air Bersih dan PHE WMO dalam Program Salt Centre Terintegrasi.
Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan, organisasi, dan inidividu atas kontribusi mereka dalam upaya mewujudkan keberlanjutan. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di sela Global Corporate Sustainability Forum (GCSF) yang diberikan dalam dua kategori yakni pelaporan keberlanjutan (sustainability report) dan praktik terbaik (best practice).
“Dalam menjalankan tugas mendukung ketersediaan energi nasional, Regional Indonesia Timur berkomitmen memberikan manfaat jangka panjang kepada pemangku kepentingan utamanya masyarakat, dimana kami beroperasi. Terlebih lagi Indonesia Timur masih menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesetaraan khususnya bagi masyarakat rentan yakni komunitas adat di Sulawesi, petani garam konvensional di pesisir Bangkalan, Madura dan masyarakat pra sejahtera di Papua. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas komitmen keberlanjutan kami yang sejalan dengan kerangka global,” ujar Senior Manager Relations Fitri Erika.
Program Kokolomboi Lestari berlokasi di Desa Leme-Leme Darat, Kecamatan Bungko, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah yang menyasar kaum rentan kelompok adat Togong Tanga. Komunitas ini mengalami keterbatasan akses terhadap sumber daya dan akses utama terhadap sumber pemenuhan kebutuhan hidup.