Pengintaian
Sampai akhirnya dari keterangan warga yang kami kumpulkan dan juga dari pemilik kios menjurus pada sebuah rumah yang kata warga rumah tersebut dipunyai Dg Kepiting sapaan warga setempat. Pihaknya pun melakukan pengintaian dengan mengintip dari sela sela rumah berkonstruksi papan untuk memastikan dalam rumah tersebut menampung Gas LPG 3 Kg.
Dan benar saja dari dalam rumah yang tidak di tinggali, melainkan dijadikan tempat penimbunan tabung gas tersebut, terdapat puluhan gas siap dipasarkan kembali dengan harga Rp 50 ribu pertabung. Tanpa menunggu lama barang bukti (tabung) isi ulang sebanyak kurang lebih 60 tabung diamankan ke Polsek Kota dibantu aparat keamanan.
“Jumlahnya kurang lebih 60 tabung yang berhasil kami amankan dari rumah milik Dg Kepiting,” ujar Plt Kabid Cian Lin.
Berkaitan temuan itu Kadis Perindag Kabupaten Banggai Natalia Potolemba akan membuat laporan resmi untuk memproses lebih lanjut praktek mafia penimbun gas yang diamankan dari rumah tersebut. “Saat ini tabung gas sudah diamankan di Polsek Kota,” ujarnya.
Intinya kami selaku pemerintah daerah dalam hal ini Disperindag Kabupaten Banggai akan terus berkomitmen memperketat penyaluran gas, agar tepat sasaran dan tidak disalah gunakan para oknum dan penjualan sesuai HET.
Beragam atensi warga yang masuk ke kami termasuk pula keluhan para pangkalan mengaku menerima tabung gas bocor dan bahkan kosong sama sekali yang disuplay mobil truck pengantar gas yang menjadi temuan tim kami saat turun lapangan sebulan penuh sebelum lebaran Idul Fitri.
Kembali temuan tadi kata Kadis Perindag Natalia Potolemba, akan menindak lanjuti ke proses hukum agar supaya diketahui secara terang benderang dari mana saja di peroleh tabung tersebut dan rantai praktek yang selama ini dilakukan dan siapa saja dalang dibalik penimbunan Gas LPG 3 Kg yang akan kita ketahui bersama nanti kata dia mengakhiri.
Semakin jelas mafia praktek ilegal ini patut diduga adanya permainan terencana antara pihak mobil pengantar gas dengan agen tertentu dan pihak penimbun yang memanfaatkan subsidi masyarakat miskin untuk meraup keuntungan besar. Dan tidak menutup kemungkinan juga ada keterlibatan para oknum yang menutup mata dengan dagelan konyol ini untuk meraup pundi pundi rupiah.*
(zuma)