Pantauan media ini air setinggi mata kaki orang dewasa, pemicunya adalah karena fungsi riol sekitar pemukiman itu tidak lagi dapat mengaliri air dengan baik.
Sebagian besar juga, riol dalam Kota Bunta tidak lagi berfungsi dengan baik, disamping telah dipenuhi sampah juga sudah tertimbun tanah.
Akibatnya air hujan meluap kemana mana mengenangi jalanan hingga menerjang pemukiman warga. Saat air surut tersisa sampah yang berserakan di badan jalan bak sebuah pemandangan pemukiman kumuh.
Seperti jalan sekitar kompleks BRI dan perempatan jalan Trans Sulawesi atau sekitar kompleks Toko Indo Maret terlihat sampah berserakan yang terbawa air saat hujan.
Warga berharap pemerintah segera mencarikan solusi terkait permasalahan ini dengan menormalisasi kembali riol menata baik infrastruktur tata ruang kota dengan teknis perencanaan yang matang dan bukan hanya asal jadi saja. “Kalau tidak dilakukan maka hanya seperti ini saja terus menerus, tinggal mo hitung depe lama,” tambah warga.
Kondisi ini juga sangat penting kesadaran warga agar tidak membuang sampah sembarangan karena dampak lingkungan akan sangat buruk terlebih untuk kesehatan.
Mendukung itu perlu juga keseriusan pemerintah menyediakan sarana prasarana sampah, tidak hanya berkutak pada rancangan sarana prasarana yang hitung hitunganya lebih cenderung pada profit lewat dukungan APBD 2024.*
(zuma)