Kehadiran pertambangan, kata dia mampu memicu pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dengan tata kelola pertambangan yang baik harus dimulai dari mental para pemodal atau investor.
Dia mengungkapkan, pertambangan yang baik dan benar bisa diterapkan, ketika investor memiliki mental dan midset bukan sebagai pedagang akan tetapi sebagai penambang. “Jadi bedakan antara pedagang dan penambang,” terangnya.
Dalam sesi tanya jawab dalam dialog tersebut, Najmi menjawab dengan elegan salah satu peetanyaan dari seorang aktivis GMNI Banggai yang menanyakan pertambangan nikel mana yang memberikan kesejahteraan pada rakyat.
Pertanyaan inipun langsung di jawab praktisi tambang, Najmi Alramadhan. Tidak usah jauh-jauh, kita bisa melihat PT. Vale di Sorowako Sulawesi Selatan. Misal kami di KFM terbuka pada adik-adik, kapan saja bisa datang ke site dan bisa melihat sendiri perkembangan dan perubahan yang terjadi di Kecamatan Bunta sekarang ini.
“Kami tidak pernah lari atau menghindar. Tidak ada yang kami tutupi, dipanggil pemerintah, stakeholder mana saja, kami hadiri. Kenapa kami berani hadir, karena kami merasa telah berbuat walaupun belum begitu sempurna,” jelasnya.
Dalam mengelola pertambangan nikel di Bunta perusahaan PT Koninis Fajar Mineral (KFM) kata Najmi telah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat melalui departemen Comdev yang dikelola langsung oleh putera-puteri Bunta.
Comdev kata dia juga menyasar beragam sektor kehidupan masyarakat lingkar tambang mulai dari pertanian, perkebunan, kelautan, peternakan, pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan keagamaan.*
(zuma)