Secara umum Dirjenbud Hilman Farid mengatakan, Kaisar Jepang Naruhito memiliki ketertarikan dengan cerita keragaman budaya di Indonesia. Cerita yang mendalam juga di sampaikan Dirjenbud Hilman Farid mengenai Prasasti Tugu yang menjelaskan secara rinci informasi kejadian 500 tahun lalu.
Kaisar Naruhito dan Permasuri Masako yang melanjutkan kunjungan ke Ruang Khazanah Emas lantai 4 mendapat penjelasan Kurator Munas, yang menyajikan koleksi koleksi ungulan Museum Nasional. Koleksi itu antara lain koleksi emas Wonoboyo, Arca Prajnaparamita, Mangkuk Ramayana, Mahkota Banten, Keris Bali dan Keris Jawa.
Di lantai 3 Munas, Kaisar Naruhito mengapresiasi Prasasti Tugu yang bercerita tentang sistem pengairan pada abad ke-5. Kaisar juga melihat Prasasti Mulak, Prasasti Harinjing dan Prasasti Pelepangan. Keempat koleksi tersebut merupakan jejak sejarah keterkaitan harmoni antara manusia di Nusantara dengan alam. Koleksi koleksi tersebut dipilih karena minat Kaisar Naruhito terhadap keberlanjutan lingkungan khususnya pada tata kelola air.
Kaisar Jepang Naruhito yang juga memiliki keahlian khusus dalam bidang pengelolaan air. Ada pernyataan khusus untuk bisa melihat Prasasti Tugu karena pernah dalam satu kesempatan beliau menyampaikan bagaimana pengelolaan air di masa lalu itu sudah banyak dilakukan di Asia termasuk Indonesia. “Jadi, dalam kunjungan ini, ia ingin melihat koleksi aslinya dan tentu ingin belajar lebih banyak tentang pengelolaan air yang ada di Indonesia,” ujar Dirjenbud Hilmar Farid.***
(zl/*)