Berita

Sapa Kasih, Gerakan Moral Mitigasi Bencana

Zulkifly Mangantjo
1059
×

Sapa Kasih, Gerakan Moral Mitigasi Bencana

Sebarkan artikel ini

DIKTENEWS, Luwuk — Polres Banggai bersama LSM Gabungan Aktivis Mantailobo (GAM) punya gebrakan baru tentang kelestarian alam. Sebuah gerakan moral dari ide brilian Kapolres Banggai AKBP Budi Priyanto itu mampu merangsang masyarakat untuk meningkatkan budaya bersih dan menjaga kelestarian lingkungan.

Gerakan Sapa Kasih, yang artinya Sabtu Pagi Kota Bersih, rutin setiap Sabtu pagi ini dilakukan dengan melibatkan prajurit TNI, pemuda, ASN maupun aktivis lingkungan di Kabupaten Banggai.

Sapa Kasih mirip program Pemda Banggai, Pinasa (Pia Na Sampah Ala) atau dalam bahasa Saluan (salah satu suku di Banggai) artinya lihat sampah ambil.

Namun yang berbeda, adalah gerakan moral Sapa Kasih ini tidak hanya memungut sampah, tetapi ditingkatkan dengan menanam pohon. “Pinasa hanya pungut sampah. Kalau Sapa Kasih itu pungut sampah dan tanam pohon,” kata Budi Priyanto, Sabtu 25 Januari 2020.

Gerakan sosial ini mulai menjalar ke kecamatan, di motori Kapolsek dan anggotanya dengan melibatkan pemuda, serta aparat desa dan kecamatan, bergotong royong membersihkan lingkungan masing-masing dan menanam pohon.
“Bukan hanya di kota Luwuk saja, seluruh Polsek jajaran Polres Banggai juga melakukan Sapa Kasih. Serentak setiap Sabtu pagi,” tutur mantan Kapolres Buol ini.

Budi menyatakan, Sapa Kasih adalah program turunan dari Kapolri Jenderal Idham Asiz, yakni “Polri Peduli Penghijauan”. Program ini bentuk kepedulian Polri terhadap lingkungan dan sebagai upaya mengantisipasi bencana banjir dan mengurangi dampak pemanasan global.

Baca Juga :  Roda Mutasi Polri Kembali Bergulir, Kapolres AKBP Yoga Pimpin Sertijab Sejumlah Perwira

Melalui gerakan moral Sapa Kasih, jebolan Akpol 1998 ini berharap kepada seluruh lapisan masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan serta menjaga kelestarian lingkungan dengan cara menanam pohon.

“Semoga pohon yang kita tanam dengan ikhlas, akan bermanfaat bagi banyak orang,” tutur perwira dua melati yang pernah bertugas di Ambon, Maluku saat konflik horizontal 1999 itu.

Sekretaris LSM GAM, Moh Akli Suong, menjelaskan, Sapa Kasih adalah bentuk kepedulian kepada daerah. Sebab, lingkungan saat ini menjadi problem di setiap Negara. Termasuk di Indonesia. Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir, Indonesia dilanda musibah dari banjir hingga tanah longsor.
“Ini yang harus kita pikirkan 5 sampai 10 tahun ke depan untuk Kabupaten Banggai. Jangan sudah ada bencana baru dipikir mitigasi, tetapi mulai saat ini bagaimana meminimalisir bencana. Salah satunya dengan gerakan Sapa Kasih. Nah, Sapa Kasih bagian dari mitigasi bencana,” paparnya.

Sapa Kasih satu kelas di atas Pinasa, karena tidak hanya sebatas memungut sampah, tetapi juga ditingkatkan dengan menanam pohon. Selain itu, ada motivasi dan eduksi dalam program Sapa Kasih ini yang diberikan kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Baca Juga :  Kantor DPD Perindo Banggai, Di Bobol Maling

Melalui program Sapa Kasih, Akli sangat berharap kepada investasi agar ramah lingkungan. Misalnya, pertambangan nikel. “Harus reboisasi bila sudah selesai eksplorasi. Sedangkan investasi lain, jangan membuang limbah sembarangan,” tandas Akli.

Dia menambahkan, Sapa Kasih ini adalah gagasan Polres Banggai bersama GAM. Tetapi program ini juga diharapkan melibatkan semua pihak baik TNI, unsur Forkopimda, OPD, mahasiswa, pemuda dan lainnya.

Bahkan, Sapa Kasih ini juga diharapkan merambah hingga ke kecamatan, kelurahan maupun desa. Apalagi korps berbaju cokelat itu, memiliki Bhabinkamtibmas.

Sementara itu, seorang mahasiswa pecinta alam Universitas Tompotika Luwuk, Muh Dzikri Noor sangat mengapresiasi dan mendukung gerakan moral Sapa Kasih yang digagas Polres Banggai bersama LSM GAM..“Ini sangat baik dan harus didukung. Kenapa? Karena ini menyangkut lingkungan,” kata dia.

Ia menyatakan, peran semua pihak memang sangat diharapkan, secara kolektif untuk melihat masa depan lingkungan di Kabupaten Banggai. “Nah, Sapa Kasih ini bagian dari aksi kepedulian terhadap lingkungan,” kata aktivis berambut gondrong ini.

Dzikri mengharapkan, Sapa Kasih jangan hanya dilaksanakan di Kota Luwuk saja, tetapi harus merambah hingga ke desa. Agar kesadaran masyarakat tentang kelestarian lingkungan tumbuh secara massal.*

(zoel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!