Tiga tahun kemudian naik menjadi kepala perwakilan, jadi manager lalu kemudian jadi direktur operasi, “Alhamdullilah kumpul kumpul modal bikin perusahaan sendiri,” paparnya.
Tetapi yang saya mau sampaikan, bahwa perjalanan hidup ini tidak sebatas membalikan telapak tangan butuh perjuangan. Dalam benak saya, ketika kita keluar dari rumah di jalan itu semua uang.
Cuma ada tiga kategori, pertama tidak bisa liat tidak bisa di ambil, artinya apa (itu orang bodoh dan malas), kategori kedua ada yang bisa liat tapi tak bisa ambil, (tau informasi tau bergaul tapi malas bekerja) kategori ketiga bisa liat bisa ambil (orang rajin banyak bergaul dan banyak informasi).
Saya berharap kedepan di Kabupaten Tojo Una Una (Touna) harus lahir pengusaha pengusaha muda, bagaimana menjadi pelaku UMKM kemudian menjadi pengusaha besar. Perlu saya sampaikan bahwa uang itu, fungsinya di hitung, makanya uang itu ada nominalnya, ada 10 ribu, 50 ribu, 100 ribu.
“Makanya kalau kita mau jadi orang yang berhasil jangan menghitung uang masuk, tapi hitunglah uang keluar agar kita lebih hemat dalam proses perjalanan usaha,” bebernya.
Kembali Taufan menambahkan soal UMKM, di katakan adalah, Amati Tiru dan Modifikasi (ATM). Tidak ada permasalahan kita berbisnis sama seperti orang lain. Karena yang terpenting adalah konsep dan rasa, dalam konteks kalau kita bicara soal UMKM.
Jadi untuk para pelaku UMKM yang ada di Ampana, pesan saya, jangan pernah berhenti berjuang untuk terus berusaha, “Usaha paling baik di dunia adalah usaha yang di jalankan, bukan usaha yang di pikirkan,” pesanya.
Mau konsepnya seperti apa, kalau tidak di terapkan sama aja. Pelaku UMKM adalah berjasa tinggi, dimana mereka orang yang menciptakan lapangan kerja pasti. Untuk teman teman milenial dan UMKM di Ampana sekecil apapun, kalian adalah yang telah membuka lapangan kerja bagi orang lain dan berkahnya bahkan sampai ke rumah dan dapur rumah orang lain.*
(zuma)
